Minggu, 24 Juli 2011

SUJUD SYUKUR

Di usiaku dan peradaban, mencari..
Inti dari segala falsafah
Yang mendasari segalanya
Apa makna hidup ini
Terpikir kita telah sampai pada Ujung
Ternyata tertipu oleh metode
Demi menghabiskan waktu dalam keabadian

Pertumbuhan diri
Dalam Fitrah
Siklus mencipta dan mencapai
Semua tindakan adalah lahan
Untuk pengujian
Menerima semua kenyataan hidup
Mencari kenikmatan terbesar
Sebab saat sesudah kematian
Terlalu berat
Tak tereka
Menghabiskan waktu dalam keabadian

Namun kenikmatan terbesar
Titik orgasme dalam bercinta
Harta yang melimpah ternikmati
Tetes air mata saat sujud
Semua sama
Hanya satu sumber
Diri telah menyatu dalam gerak, dalam ritme, dalam roh
Bila ini terpenuhi
Semua hal,
Semua kerja adalah kenikmatan akbar

Menerima kenyataan hidup
Yang sudah terasah,
oleh sejuta keadaan
Merasa waktu telah lenyap
Bersatu dalam keabadian

HARAPAN

Matanya bening dengan seragam merah putih
Berdendang di pagi yang muram
Hujan turun sejak subuh

Tunggulah barang sejenak
Sebentar lagi udara cerah
Angin semilir, burung burung menari
Di dahan bermekaran bunga

Matanya bening dengan seragam merah putih
Harap tertumpu pada bapak yang terhormat
Jas Hujan atau Payung
(Jas robek diperebutkan bapak bapak sendiri.
Payung patah pada pangkal, tak bisa menaungi
Di sini jarang punya saudara,
Tiada yang meminjamkan sebab ragu pada kita)

Kuyu matanya dengan seragam merah putih
Duduk gelisah menunggu hujan berhenti
Saya ingin tetap sekolah pintanya
Sementara badai mengganas, entah kapan berhenti.

GERAK

Kadang suatu masa
Aku ditikam perih sembilu
Gelap, impian terbang mengapas
Dia telah menanamkan bimbang di hatiku
Beginikah yang telah kudaptkan???

Aku adalah manusia utuh
Dengan alam memberiku begitu banyak
Ketidakmampuan kental menyesakkan dada
Oh...betapa angkuh diriku di atas ketidakmengertian

Datanglah impian itu
Memukulku dalam kemanjaannya
Dia membiusku dengan janji-janji surga
Ingin terus bermimpi tanpa terbangun
Tapi aku tetap akhirnya
Dan semua menjadi keterasingan

Mungkin aku tak boleh membandingkan dengan diriku menjadi Dewa
Aku tak boleh menyesalinya, sebab aku tak pernah punya apa-apa, dan aku tetap begitu
Hidupku selalu tersengal mengejar impian yang berlari dengan cepat

Impian adalah sebatas impian
Sampai tapi tidak sampai
Mengejar tujuan memompa pori menderas
Tidak tercapai tercabik derai putus asa

Kini aku hanya ingin menari
Yang kubutuhkan hanya gerak
Gemulai menyatu dengan alunan
Namun semua adalah Gerak
Dan aku menuju keabadian

TAK TERKALAHKAN

Tubuh kita lemah
Terpancang dari tulang dan otot tak seberapa
Namun yang dimiliki permata kehidupan
Kesadaran hakekat hidup di karang hati
kemampuan akal melampaui 4 samudra
Keberanian jiwa melingkupi jagad raya
Menjadi senjata di kala perang
Menjadi makna dibalik damai
Membunuh tanpa darah
Memuja tanpa menghamba
Tak Terkahkan selamanya..

Sabtu, 23 Juli 2011

SEMANGAT FAJAR

Fajar menyinsing
Ketika lembaran hari dimulai
Dan semangat sang pagi meyeruak dalam jiwamu
Bangunlah, dengan air suci membuang bayang andai di masa lalu
Menggapai hari dengan kepenuhan kerja

Kerja adalah inti sang waktu
Darinya benih kehidupan disemai
Disiram dengan keiklasan dan kesabaran
Menancapkan usaha terbaik menuju kaki langit

Matahari adalah jiwa perubahan
Menyelesaikan tugas dalam rencana
merintis jalan cahaya benderang
menggapai asa menerobos onak membidik peluang


Dan ketika malam memeluk
Kembalilah ke dalam kecupan permata hati
Memandang jauh ke dalam jiwamu
Meneguhkan diri dengan ayat-ayat suci
Kemudian terlelap dalam buaian mimpi mimpi indah.

AKU CINTA PADAKU

Aku dibuai kesendirian
Darinyalah ketemukan kedamaian
Di dalam telaga rasa, aku bermandikan kesucian kalbu
Semua bebas mengucur dia dari kepenuhan jiwa

Kemudian aku dendangkan lagu-lagu
Pada sajak sajak sang petualang
Menyelam, menyelam lagi
Lautan tanpa batas
Reguklah dia dalam kepuasan arti

Aku berkaca dalam air kebeningan
Ketemukan wajah diriku menatap ingin tahu
Dia diam, pancaran matanya begitu puas
Aku cinta padaku